Hakikat Kondisi Fisik

Menurut Victoria Neufelt (1996) dalam Anung Baskoro (2010: 8) profil merupakan grafik, diagran, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu. Sedangkan Hasan Alwi (2005: 56) profil adalah pandangan mengenai seseorang. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa profil adalah gambaran, kedudukan, atau keadaan seseorang atau sesuatu baik dalam bentuk diagram, grafik, maupun tulisan. Kondisi fisik merupakan unsur yang
penting dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam berbagai macam cabang olahraga. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu syarat  yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seoang atlet, bahkan sebagai ladasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi.
Menurut Mochamad Sajoto (1999: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes pengetahuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif.
Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah,
harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat.
Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi. Dalam hal ini, dikenal empat macam kelengkapan tang perlu dimiliki, apabila
seseorang akan mencapai suatu prestasi yang optimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi.
Kondisi fisik adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yangtidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik
maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Menurut
Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi:
a. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja.
b. Daya tahan (endurance). Ada 2 macan daya tahan, yaitu :
1). Daya tahan umum (general endurance), yaitu kemampuan
seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan
peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan
kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah
otot dengan intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2). Daya Tahan khusus (local endurance), yaitu kemampuan
seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi
secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
beban tertentu.
c. Daya tahan otot (muscular power), adalah kemampuan seseorang
dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
d. Kecepatan (speed), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
e. Kelenturan, yaitu efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk
segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.
f. Kelincahan (agility), kemampuan seseorang mengubah posisi di area
tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda
dalam kecepatan yang tinggi dan dengan koordinasi yang baik, maka
dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.
g. Koordinasi (coordination), adalah kemampuan seseorang melakukan
bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan
tunggal secara efektif.
h. Keseimbangan (balance), adalah kemampuan seseorang mengandalkan
organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam
mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian
tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet
dalam masalah keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun
mempertahankan keseimbangan.
i. Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini
dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yag harus dikenal
dengan salah satu bagian tubuh.
j. Reaksi (reaction), adalah kemampuan seseorang untuk segera
bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan
melaui indera, syaraf atu feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi
datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.

wdcfawqafwef